Semoga bermanfaat...

Rabu, 14 Januari 2015

바라고 바라고 - Barago Barago

hanchamdongan geurae ulgiman hajanha
oneuldo geuriwo hajanha
geudongan himdeureotji
nalbomyeo wirohaneun geumal geumal

hanchamdongan neoui chueogeul hemaeda
nuneul tteobomyeon dwitmoseumman boyeoseo
hoksi kkumingeonji ajikdo neowa majubodeon nare
salgoinneungeon aninji

I just want you love me sarangi olkkayo
Tell me that you love me neodo nawa gatdamyeon
tto barago barago baraedo neol gajilsu eopdan geol
almyeonseodo neoreul tto babogachi chatneunna

moreulgeoya hangsang utgo isseodo
jichin gaseumi eolmana ulgoinneunji
neol bogosipdago sumanbeon bulleobomyeon neodo nareul
hanbeonjjeum saenggakhaneunji

I just want you love me sarangi olkkayo
Tell me that you love me neodo nawa gatdamyeon
tto barago barago baraedo neol gajilsu eopdan geol
almyeonseodo neoreul tto babogachi chatneunna

aetage ne ireum bulleobomyeon
tto geuttaecheoreom dasi mannalsu isseulkka

I can’t live without you geudaega olkkayo
Tell me that you love me neodo nawa gatdamyeon
tto barago barago baraedo neol gajilsu eopdan geol
almyeonseodo neoreul tto babogachi chatneunna

Minggu, 04 Januari 2015

DUNIA YANG TAK AKAN PERNAH DIAM

  
“Dunia pasti berputar....
Ada saatnya semua harus berubah
Ringan pasti bertukar kita harus siap hadapi semua
Ikhlaskan segalanya jalani semua yang ada di dunia...”

Itulah bait terakhir yang baru saja selesai ku nyanyikan. Rasa haus tiba-tiba menyerang kerongkongan dan gitar usang yang kubeli di pasar loak ini. Kucoba raih plastik dalam saku celanaku dan aku mulai menengadah ke barisan orang-orang yang tengah duduk berdesakan di dalam bus kota. Dalam udara yang penuh sesak keringat oleh tubuh yang berdesakan ini, aku berjuang keras mangangkat kaki dan badan ini untuk bisa meraih kepingan-kepingan koin receh itu. Aku selesai, dan aku pun turun dari bus. Aku menepi ke pinggir jalan lalu duduk bersila memandangi ribuan kendaraan yang berlalu lalang seperti ribuan cacing-cacing yang sedang berdemo di dalam perutku untuk minta makan. Ya, aku sangat lapar. Kucoba keluarkan pecahan-pecahan logam di dalam plastik yang baru saja kusodorkan kepada mereka, kuhitung tiap kepingnya, ada lima ratus perak, seribu, bahkan seratus perak. Rupanya hari ini salah satu keberuntunganku, aku mendapatkan sepuluh ribu rupiah, jauh lebih banyak dari sebelumnya, dan aku amat bersyukur.
Dengan rasa bahagia yang tiada terkira itu, aku berlar mencari sosok kecil mungil yang menjadi alasanku masih bertahan dalam kehidupan yang selalu mencengkram seluruh jiwa dan ragaku di atas bumi ini. Aku menemukannya, ia sedang duduk bersandar pada tiang lampu pemberhentian kendaraan, dengan tumpukan koran yang tak ingin ia lepaskan sedetik pun kecuali ada yang memberinya uang. Ya, Rian, adik kecilku seorang penjual koran di tengah jalan saat lampu merah menyala. Dia sebenarnya masih bersekolah di sekolah dasar swasta di desaku yang kecil. Namun, terkadang dia malas untuk bertemu teman-temannya yang dianggapnya berbeda dengan dirinya, lantas ia selalu menemaniku menyusuri jalan kehidupan yang penuh gelombang dan batu kerikil yang tajam ini. Sebenarnya aku tak ingin membiarkan adik kecilku ikut terjun ke dalam lumbung derita keluargaku, namun aku sangat memahami keinginan adik kecilku itu, karena aku amat sangat menyayanginya.

Minggu, 21 Desember 2014

IBU

Ketika aku bertanya,
Siapa yang harus kuhormati?
Tentu saja itu kau, ibu
Tiga kali jawaban yang sama

Apa yang bisa kuberikan untuk kau?
Itu hanyalah untaian kata
Apa yang bisa kupersembahkan untuk kau?
Itu hanyalah sebaris doa

Sihir yang Menguap

Sebuah kisah terlahir
Bukan tentang Cinderella
Bukan pula Sangkuriang
Dia lah Jaka Kendil

Tubuh mungil penuh caci maki
Ia arungi samudera kehidupan
Begai seonggok debu diterpa angin
Bagitu angannya melayang

Ibu yang melahirkannya
Ibu yang menikahkannya
Segala kekurangan dalam dirinya
Ia menimang putri raja

Simsalabim abrakadabra
Pyar... sihir pun menguap
Ksatria gagah menjelma

Bahagia selamanya

Senin, 08 Desember 2014

Perjuangan...

Perjuangan ...
Semua orang memilikinya
Semua orang melakukannya
Dan semua orang mempertahankannya

Inilah perjuanganku
Di kota besar yang penuh dengan penipu
Di kota yang menguji kesabaranku
Dan juga kehidupanku

Di sini aku bertahan
Di tempat ini aku menahan
Segala yang ku anggap tak wajar
Namun dianggap suatu hal yang wajar

Dahulu hidupku berbeda
Dahulu hidupku sejahtera
Tapi di sini...
Aku merasa sepi dan sendiri

Aku harus bertahan
Aku harus perjuangkan
Segala hal yang diamanahkan
Akan aku laksanakan


Curah gagasan semester satu :)

Contoh teks berita

HARLAH UKM REBANA MODERN KE-3
Sabtu (20/9) UKM REBANA MODERN UNNES mengadakan serangkaian acara peringatan hari kelahirannya yang ke-3. Acara ini berjudul “The Third Anniversary of UKM REBANA MODERN UNNES”. Adapun dua acara yang diadakan pada hari Sabtu itu adalah festival rebana tingkat Jawa Tengah di gedung B6 FBS UNNES dan lomba pildacil tingkat Jawa Tengah di gedung PKMU lantai 2 UNNES. Acara festival rebana tingkat Jawa Tengah diikuti oleh grup-grup rebana dari seluruh Jawa Tengah, diantaranya Semarang, Pati, Demak, dan Tegal. Begitu juga dengan lomba pildacil tingkat Jawa Tengah, diikuti oleh perwakilan anak-anak berbakat dari berbagai daerah di Jawa Tengah, diantaranya Semarang, Demak, sampai Banjarnegara. Untuk kedua acara ini dimulai pada pukul 8 pagi dan selesai pada malam hari untuk festival rebana dan sore hari untuk lomba pildacil.
Menurut ketua panitia kedua acara ini mengatakan bahwa acara ini berjalan dengan lancar dan lebih maju dari yang diperkirakan. Bisa dibilang acara ini sangat sukses, hanya saja panitia sedikit kuwalahan karena harus membagi tenaga pada dua acara yang berbeda tempat dengan jarak yang lumayan jauh. Ia menambahkan pengharapan semoga acara selanjutnya, yaitu talkshow yang akan diadakan seminggu mendatang juga berjalan dengan lancar.

HUJAN KEMARIN

Selamat datang hujan...
Seketika aku menghentikan langkahku ketika ribuan air itu turun dengan sangat lembut. Hujan, ini pertama kalinya ia turun di musim ini. Aku merasakan bau tanah yang harum, seakan mereka benar-benar mendapatkan apa yang mereka inginkan selama ini. Aku menegadahkan kedua tanganku, merasakan lembutnya percikan air yang datang berduyun-duyun membasahi bumiku. Tiba-tiba aku tersentak. Aku teringat dia yang menjadi alasanku mengapa aku hujan-hujan seperti ini. Segera tak kuhiraukan ribuan air yang masih saja turun dan mulai membasahi tubuhku, dengan bersemangat, aku pun bergegas lari.
            Dia adalah Aldi, seseorang dengan segala kesibukannya yang selama ini menjadi alasanku tetap bersemangat melawan apapun yang menjadi hambatan dalam hidupku. Ya, dialah semangatku, dia yang selalu menyuruhku makan, dia yang selalu mulai berisik ketika aku pulang larut malam, dia yang selalu menyuruhku menyiram bunga di pagi hari, dan dialah telingaku, yang selalu mendengarkan ceritaku, keluh kesahku, dan apapun itu. Aku memilikinya, begitupun dia meskipun kata yang melambangkan itu tak pernah keluar dari mulutku ataupun mulutnya. Kami menjalaninya seperti layaknya daun yang terbang terbawa angin. Yang kami tau, kami saling menyayangi, sejak pertama kali kami bertemu. Kami berdua bersahabat.